Sabtu, 08 Agustus 2009

Asal Nama Muara Ancalong

Muara Ancalong adalah kecamatan tertua di Kabupaten Kutai
Timur Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut legenda nama Muara ancalong berasal dari kata :
MUARA=(akhir dari aliran sungai menuju....),
ANCAK=(tempat sesajian, tempat persembahan, tempat jamuan), dan
LONG=(Sungai).
Kata MUARA seperti yang telah kita ketahui adalah akhir
dari aliran sungai atau pertemuan antara sungai kecil ke sungai yang
lebih besar, (Posisi : simpang dua sungai Muara Kelinjau dan sungai
Muara Wahau).
Dan kata ANCAK dalam pengartian adalah tempat atau wadah, sejenis
nampan pesegi empat untuk meletakan sesuatu berupa sesajian sebagai
persembahan kepada roh-roh (hal-hal yang gaib-gaib).
Sedang kata LONG menurut bahasa (Bahau/Modang) adalah Sungai.
Jadi dalam hal ini Muara Ancalong adalah Muara sungai yang
menjadi lokasi/tempat memberi sesembahan/sesajian kepada hal-hal yang
gaib-gaib untuk dimintai pertolongan dan lindungan pada jaman dahulu
kala.
Berkaitan dengan asal muasal nama Muara Ancalong adalah
bahwa dulunya jauh-jauh hari sebelum masuknya agama,, kepercayaan
yang dianut penduduknya adalah Animisme. Ini kadang masih terlihat
hingga sekarang dari golongan kecil dan dalam jumlah yang relatif
kecil, cuma sudah dikemas sedemikian rupa sehingga berwujud keacara-
acara / ritual-ritual adat yang bernuansa budaya., seperti belian,
kenjong, jamuan, dll. (ritual pengobatan dan meminta bantuan kepada
yang gaib-gaib).
Jadi kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa diwilayah
Muara Ancalong dulunya dihuni oleh etnis Bahau/Modang, dan Ini
terbukti dilihat dari nama-nama sungai,
contoh : Long Le'tek (wilayah Desa Kelinjau Ulu), Long Sek (wilayah
Desa Kelinjau Ulu), Long Nah berikut Telok Be'leh (kuburan tua suku
Bahau/Modang) sekarang dengan nama Teluk Baru, Long Pok (wilayah trans
HTI long nah), Long Pak, Long Tesak, Long Bento', Melan, dll.
Etnis Kutai boleh dikatakan juga penduduk asli karena sudah
ada sekian abad yang lalu. Dan masuk dari arah selatan (dari kerajaan
Ingmartadipura dan Kartanegara), sedang untuk etnis Kenyah masuk dari
arah Utara yang berasal dari Apokayan (wilayah Bongan/ Kab. Bulungan).
Misalnya : Long Gemar/Gemar Baru (Kenyah Ma' Jalan), Long Pejeang,
Long Lees dan Long Nyelong (Kenyah Ma' Baam) sedang Mekar Baru (Kenyah
Ma' Bakung).
Sejak dulu bahwa semua wilayah ini menjadi wilayah
kekuasaan kerajaan kutai Ingmartadipura dan Kartanegara.
Namun pada kenyataannya walaupun beda etnis/suku, beda agama
atau kepercayaan sejak berabad-abad yang lampau tetap berbaur menjadi
satu, hidup berdampingan, hormat menghormati, saling isi mengisi,
karena Bhineka tunggal Ika sudah ada dan menjadi tradisi masyarakat
Bahau/Modang, Kutai dan Kenyah. (etnis Punan sebenarnya dalam hal ini
ada di pedalaman kutai, namun mereka hanya terdiri dari kelompok-kelompok
kecil saja, dan tidak menetap, dengan alasan ladang berpindah dan berburu).
<az.m>

4 komentar: